Minggu, 09 November 2008

Ganda, Andalan Indonesia Raih Emas Olimpiade


Markis/Hendra (detiksport/Rossi F Noor)
Jakarta - Indonesia akan mengandalkan sektor ganda untuk mempertahankan tradisi medali emas bulutangkis di Olimpiade. Hal itu dilakukan karena sektor ganda dinilai lebih berpeluang ketimbang sektor tunggal.Peringkat para pemain ganda saat ini memang lebih baik jika dibandingkan dengan peringkat para pemain tunggal. Kini pasangan ganda putra dan ganda campuran Indonesia berhasil menduduki peringkat satu dunia lewat pasangan Markis Kido-Hendra Setiawan dan Vita Marisa-Nova Widiyanto. Sebagai perbandingan, untuk tunggal putra Indonesia hanya menduduki peringkat enam dan tujuh lewat Sony Dwi Kuncoro dan Taufik Hidayat."Kita memiliki peluang di ganda campuran, ganda putra, tunggal putra dan seterusnya makin ke bawah," ujar Ujar Lius Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PB PBSI Lius Pongoh, usai menghadiri rapat koordinasi dengan KONI yang berlangsung di Gedung KONI, Jumat (30/05/2008)..Pasangan ganda putra Indonesia sendiri sebenarnya pernah mendulang medali emas dalam Olimpiade 2000 di Sydney lewat Chandra Wijaya yang saat itu berpasangan dengan Tony Gunawan.Meski begitu, Lius yang saat wawancara didampingi oleh Christian Hadinata, tak ingin terlalu berlebihan menanggapi prestasi ini. Karena menurutnya faktor terpenting tetap bergantung pada pemain itu sendiri."Kita (PBSI), KONI, Jason (konsultan fisik), hanya bisa memfasilitasi pemain karena kita berada di luar lapangan. Selebihnya sangat bergantung pada pemain itu sendiri, saat mereka fight di lapangan," tandasnya.

Nova/Lilyana Hanya Dapat Perak


Beijing - Harapan terakhir Indonesia menambah emas tidak terwujud. Pasangan Nova Widianto/Lilyana Natsir mengalami antiklimaks di partai final saat menghadapi Lee Hyojung/Lee Yongdae dan harus puas dengan medali perak.Dalam pertandingan yang berlangsung di Beijing University of Technology Gymnasium, Minggu (17/08/2008), keduanya tak bisa menahan laju pasangan Korea Selatan itu. Mereka menyerah dua set langsung dengan 21-11, 21-17. Performa terbaik Nova/Lily tidak keluar justru di partai puncak, malah sebaliknya. Pasangan Lee/Lee langsung memimpin cepat di set pertama hingga kedudukan 16-8. Hal ini semakin menyulut semangat lawan. Dengan teriakan yang kerap mereka keluarkan setiap kali perolehan poin, mereka pun menyudahi set ini dengan 21-11.Dominasi pasangan yang tak diunggulkan ini terus berlangsung hingga memasuki set kedua. Terlebih kesalahan yang banyak dibuat oleh Nova/Lily, semakin menambah jurang angka. Walaupun pasangan Indonesia sempat merayap setelah tertinggal lima poin, tapi mereka terlambat mengejar ketinggalan. Lee/Lee tetap berhasil mengatasi perlawanan dan menutup set dengan 21-17. Dengan hasil ini, Nova/Lily hanya bisa meneruskan tradisi perak ganda campuran yang pernah di raih Trikus Heryanto dan Minarti Timur di ajang yang sama di tahun 1996. Dengan demikian dari Indonesia tetap mengantongi satu medali emas, sama dengan raihan empat tahun lalu di Athena. Karena tak ada lagi atlet "Merah Putih" yang masih berlaga, dipastikan total medali yang dibawa pulang adalah satu emas, satu perak, dan tiga perunggu

Flandy/Vita Gagal Dapat Perunggu
Beijing - Flandy Limpele/Vita Marissa tak berhasil menambahkan medali buat kontingen Indonesia. Dalam pertarungan sengit dan mendebarkan, mereka kalah dari pasangan China, He Hanbin/Yu Yang.Pada pertandingan di Beijing Univesity of Technology Beijing, Minggu (17/8/2008), Flandy/Vita menelan pil pahit, kalah 21-19, 17-21, 21-23.Kekalahan ini menjadikan Flandy/Vita sebagai satu-satunya wakil Indonesia yang mampu menembus babak empat besar tapi tidak berhasil mendulang medali. Sebelumnya ganda putra Markis Kido/Hendra Gunawan meraih emas dan Maria Kristin Yulianti merebut perunggu di nomor tunggal putri.Meski demikian perjuangan Flandy/Vita tetap layak diberi apresiasi tinggi. Menghadapi tekanan besar dari publik tuan rumah, mereka tampak sudah tampil habis-habisan dari awal sampai akhir pertandingan.Setelah kedua pasangan berbagi angka di dua set pertama, jalannya pertarungan di set ketiga sangatlah alot. Kejar-kejaran angka sudah terjadi sejak set ini dimulai.Kontroversi terjadi saat Flandy/Vita unggul 12-10. Pengembalian pasangan China tampak di luar garis samping, tapi wasit memutuskan bola diulang. Seperti terpengaruh mentalnya, Flandy/Vita kehilangan dua angka berikutnya, dan berbalik tertinggal 12-13.Dari situ kedua pasangan silih berganti memperoleh angka, mulai dari 13-13, sampai 19-19. Setelah itu Flandy/Vita memperoleh angka yang menjadikan mereka mendapatkan match point. Namun kesempatan itu hilang karena pemain lawan berhasil menyamakan kedudukan lagi.He Hanbin/Yu Yang berbalik di atas angin setelah pengembalian Flandy melebar. Skor menjadi 21-20. Untungnya giliran He Hanbin yang gagal di net. 21-21. Sayangnya lagi, pukulan smes Flandy berikutnya juga tidak menyeberang net. Kembali pasangan China mendapat match point.Dalam masa-masa menegangkan, pengembalian bola Vita menyangkut di net. Alhasil pertandingan ini dimenangkan oleh He Hanbin/Yu Yang dengan 23-21.Indonesia masih menurunkan satu wakilnya, yakni ganda campuran Nova Widianto/Lilyana Natsir, di partai final. Saat berita ini diturunkan mereka baru melangsungkan pertarungannya melawan Lee Hyojung/Lee Yongdae dari Korea Selatan.

Markis/Hendra Sumbang Emas



Beijing - Indonesia mendapat medali emas pertama di Olimpiade Beijing 2008. Markis Kido/Hendra Setiawan yang menjadi penyumbangnya setelah menundukkan Cai Yun/Fu Haifeng lewat pertarungan tiga set.Inilah medali emas pertama yang didapat Indonesia di Olimpiade Beijing 2008. Sejak dibuka Jumat (8/8/2008) pekan lalu, rombongan Merah Putih sudah mengumpulkan tiga medali perunggu.Keberhasilan ini sekaligus menjaga tradisi emas Olimpiade dari cabang bulutangkis yang sudah dimulai sejak Barcelona 1992 melalui Alan Budi Kusuma dan Susi Susanti. Indonesia masih berpeluang menambah satu emas lagi melalui ganda campuran Nova Widianto dan Lilyana Natsir yang akan bertanding Minggu (17/8/2008) besok.Di set pertama pasangan Markis/Hendra langsung mendapat tekanan kuat dari Cai Yun/Fu Haifeng yang membuat mereka tertinggal 0-3. Posisi poin sempat menjadi sama kuat 3-3, namun setelah itu ganda andalan Indonesia tersebut tak mampu berbuat banyak.Cai Yun/Fu Haifeng bahkan mampu unggul hingga 12-6 sebelum diperkecil menjadi 12-8. Namun Markis/Hendra kembali tertinggal jauh dengan posisi poin 18-9. Sebuah pengembalian bola Hendra yang meyangkut di net mengakhiri perlawanan Indonesia di set pertama dengan 12-20.Memasuki set kedua gantian pasangan Indonesia yang langsung tancap gas. Di awal laga Markis/Hendra langsung unggul 5-1. Banyaknya kesalahan sendiri yang dibuat pada set pertama berhasil diminimalisir oleh duet Indonesia ini. Keunggulan selisih poin pun berhasil dijaga dalam jarak aman sebelum akhirnya merebut set kedua dan menyamakan kedudukan menjadi 1-1 dengan kemenangan 21-11.Di set penentuan laju kemenangan Markis/Hendra semakin tak terbendung. Unggul 3-1 awal pertandingan, ganda andalan Merah Putih sudah unggul 11-7 di pertengahan set kedua.Usai berpindah lapangan, dominasi Merkis/Hendra masih belum bisa diimbangi Cai Yun/Fu Haifeng dan memimpin dalam posisi 17-10. Setelah mendapat tekanan besar karena keunggulan 20-11 mampu dipangkas menjadi 20-16, medali emas pertama akhirnya didapat kontingen Indonesia setelah set ketiga ditutup dengan skor 21-16.


Sony Juara Indonesia Open 2008


Sony Dwi Kuncoro
JAKARTA, MINGGU - Tunggal utama Indonesia Sony Dwi Kuncoro meraih gelar Djarum Indonesia open Super Series 2008, setelah mengalahkan Simon Santoso di final, siang ini di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta. Sony yang merupakan unggulan keempat, mengalahkan Simon (unggulan 8) pada turnamen ini dalam ruber game, 19-21, 21-14, 21-9.Dalam game pertama, Sony sempat memimpin dengan permaian yang cepat. Namun, Simon kemudian mampu mengambilalih permainan dengan pukulan-pukulan lop maupun dropshot yang menyuslitkan Sony. Simon menang 21-18.Namun Sony kemudian menyadari kesalahannya pada game kedua. Dia menekan Simon sejak awal sehingga unggul 7-1 langsung. Sony kemudian menambah keunggulan menjadi 14-5 bahkan kemudian melaju menjadi 18-9. Sony mencapai game poin terlebiuh dahulu, 20-11 sebelum Simon menambah poin menjadi 20-14.Pada game ketiga, permainan Simon tidak membaik. Dia berkali-kali membuat kesalahan sendiri yang menghasilkan poin buat Sony. Tercatat 10 kali pukulan Simon dinyatakan out. Sony unggul cepat 13-6, kemudian 19-7, dan menutup pertandingan saat pukulan Simon menyangkut di net. 21-9untuk Sony.Pertandingan kedua, akan dilangsungkan antara ganda putra Tony Gunawan/Chandra Wijaya (AS/ Indonesia) yuang meryupakan unggulkan kelima menghadapi pasangan Malaysia, Mohammad Zakry Abdul Latif / Mohammad Fairuzizuan yang meropakan unggalan ke-8

Indonesia memastikan satu gelar di turnamen Indonesia Open Super Series 2008 setelah dua tunggal putra menembus babak final. Sony Dwi Kuncoro menjadi wakil pertama yang lolos usai mengandaskan Bao Chunlai 15-21, 21-13, dan 21-16, Sabtu (21/6). Ia akan menghadapi Simon Santoso yang sukses mengatasi Kenichi Tago asal Jepang 21-16, 13-21, dan 21-18.
Ganda veteran Tony Gunawan dan Candra Wijaya juga melaju ke final setelah mengalahkan pasangan Malaysia Hoon Thien How dan Ong Soon Hock, juga lewat rubber set 23-25, 21-15, dan 21-15. Di final hari ini keduanya menghadapi juara Singapura, Muhammad Zakry Abdul Latif dan Muhammad Fairuzizuan Muhammad Tazari

Sejumlah Atlet Batal Bertanding di Indonesia Open 2008

Jakarta, Kompas - Sehari menjelang pelaksanaan kejuaraan bulu tangkis Djarum Indonesia Open Super Series 2008 di Jakarta, sejumlah negara menarik keikutsertaan beberapa atlet dalam kejuaraan bergengsi ini, Senin (16/6).
Penarikan sejumlah atlet baru mengemuka saat rapat teknis terakhir sebelum pelaksanaan yang diikuti seluruh wakil negara peserta. Akibatnya, jadwal tanding yang sudah siap harus dibuat ulang.
Di nomor tunggal putra, Taufik Hidayat dan Budi Santoso, ditarik dari keikutsertaannya. Dari tim China, Chen Jin juga tidak jadi turun di Indonesia Open. Begitu juga dengan Chong Wei Lee dari Malaysia dan Andrew Smith dari Inggris. Adapun di nomor tunggal putri, Wong Mew Choo dari Malaysia tidak jadi turun di turnamen ini.
Pasangan ganda putra China yang diunggulkan di peringkat kedua, yakni Cai Yun/Fu Haifeng, membatalkan keikutsertaan.
Ketua Panitia Indonesia Open Mimi Irawan mengatakan, pihaknya menyesalkan penarikan atlet dari kejuaraan pada hari terakhir sebelum turnamen dibuka.
Setiap atlet yang batal ikut serta dikenai denda 250 dollar AS per nomor yang diikuti. ”Semua negara mengatakan atlet mereka tidak jadi bertanding karena sakit. Mereka lebih memilih membayar denda kepada WBF (World Badminton Federation) ketimbang tetap menurunkan atlet tersebut. Barangkali juga karena denda itu tidak terlalu berat,” lanjut Mimi.
Pelatih Kepala Tim Indonesia Christian Hadinata mengatakan, Taufik Hidayat tidak jadi bertanding karena sedang cedera.
Meskipun minus Taufik, Christian menyatakan, tim Indonesia siap bertarung di Indonesia Open.
”Siapa pun lawan kami, kami siap menghadapinya,” ujar Christian yang enggan menyebutkan target juara di turnamen kali ini.
Pada hari pertama ini pertandingan akan diisi dengan kualifikasi sejumlah pemain di semua nomor untuk masuk ke babak pertama.
Di tunggal putra empat pemain unggulan akan memperebutkan empat tiket ke babak pertama, yakni A Hartanto dari Indonesia, P Sapkulchananart dari Thailand, Cheol Ho Lee dari Korea, dan Rune Ulsing dari Denmark.
Di tunggal putri, Maja Tvrdy dari Slovenia, Camilla Sorensen dari Denmark, S Chansrisukot dari Thailand, dan N Jensen dari Denmark yang diunggulkan masuk ke babak pertama.
Sejumlah pemain putri Indonesia juga masih harus bertarung lolos ke babak pertama, antara lain Pia Zebadiah, Sylvina Kurniawan, dan Maria Febe.
Kualifikasi di nomor ganda putra tidak terlalu ketat. Pasangan Pernando Kurniawan/Lingga Lie dipastikan maju babak selanjutnya.
Dua tiket lain diperebutkan pasangan Chrisna/Radhitian dari Indonesia melawan Jen Cheng Chung/Hsiang Chun Hsiao dari Taiwan serta Davin/Rio dari Indonesia melawan Rohanda dari Swiss yang berpasangan dengan Imam dari Indonesia. (ART)

Lin Dan, Tommy Menang
BANGKOK, RABU - Tunggal putera Indonesia, Tommy Sugiarto memenangi pertandingan babak kedua dengan mengalahkan pemain Malaysia, Mohd Arif Abdul Latif, Rabu (25/6).
Dalam pertandingan di SCG Thailand Grand Prix 2008 tersebut, Tommy menang dalam rubber game 21-13 20-22 21-14 dalam 55 menit. Kemenangannya menyusul kemenangan rekan senegaranya, Alamsyah Yunus yang menyingkirkan unggulan ketiga dari Denmark Joachim Persson 21-14 13-21 21-15.
Namun Kamis (26/6) besok, Tommy dan Alamsyah akan saling bunuh. Sementara, pemain tunggal lainnya, Andre Kurniawan Tedjono yang diunggulkan di tempat 12 maju ke babak berikutnya dengan mengalahkan pemain China Qiu Yanbo 17-21 21-6 21-11. Andre akan menghadapi pemain China Taipei Chan Yan Kit yang diunggulkan di tempat 7.
Sementara unggulan pertama, Lin Dan dari China menang mudah atas pebulutangkis China Taipei Hsieh Yu Hsin 21-18 21-13.
Dalam pertandingan Rabu ini, tiga ganda campuran Indonesia tumbang di tangan lawan-lawan mereka. Pasangan Lingga Lie/Devi Tika Permatasari disisihkan ganda campuran Malaysia Mohd Razik Abdul Latif/Chong Sook Chin 18-21 22-20 10-21.
Sementara Devn Lahardi Fitriawan yang berpasangan dengan Lita Nurlita dikalahkan unggulan 6 Robert Blair (Inggris)/Imogen Bankier (Skotlandia) 19-21 14-21. Anggun Nugroho/Endang Nursuginati juga kandas di tangan unggulan 2 dari China Xie Zhongbo/Zhang Yawen 17-21 11-21 dalam 26 menit.
Namun ganda campuran Rendra Wijaya/Meiliana Jauhari mampu memenangi pertandingan menghadapi ganda campuran Vietnam, Duong Bao Duc/Thai Thi Hong Gam. Rendra/Meiliana menang 21-14 21-15. (Cay)


Pia Zebadiah
JAKARTA, RABU - Pia Zebadiah Bernadet sudah berusaha keras, namun cedera kaki dan lawannya yang lebih senior membuatnya harus menyerah. Pia kalah dari pemain Indonesia lainnya, Maria Kristin Yulianti 19-21 20-22 di babak awal turnamen bulutangkis Djarum Indonesia Open Super Series 2008, Rabu (17/6).
Angka yang ketat menunjukkan permainan kedua pemain pelatnas Cipayung ini memang tidak berselisih jauh. Pia yang harus bermain mati-matian saat lolos dari babak kualifikasi, Selasa kemarin, kali ini bermain lebih hati-hati. Ia tampaknya sangat menjaga cedera paha kananya yang harus dibalut.
Adik pebulutangkis putera Markis Kido ini tidak terlalu memaksa untuk mengejar bola-bola Maria Kristin yang diarahkan ke bagian kanan Pia. Berkali-kali Maria Kristin memperoleh poin melalui pukulan lob dan drive ke bagian kanan Pia.
Ia juga memanfaatkan kondisi kaki Pia yang belum 100 persen pulih dengan penempatan bola-bola dropshot yang sulit untuk dikembalikan. Setelah kalah 19-21 di game pertama, Pia sempat unggul 16-15 di game kedua. Namun Maria Kristin mampu membalikkan keadaan menjadi 17-16 dan mencapai match point 20-19. Pia masih mampu memaksakan deuce 20-20, sebelum pukulan smash Maria Kristin ke arah kiri tidak mampu dikembalikan Pia.
Pia mengaku tidak tampil maksimal. "Sebenarnya saya dianjurkan tidak ikut karena cedera paha saat di Singapura serta tampil habis-habisan di kualifikasi," kata Mia. Namun poisisnya sebagai under dog menghadapi Maria Kristin membuat Mia bermain tanpa beban.
"Saya main saja, sekalian ngukur kemampuan menghadapi dia. Kami sudah saling mengenal, tetapi dia memang main lebih baik." Sementara Maria Kristin juga mengakui mampu menang karena sudah mengenal permainan Mia. "Saya tahu kelemahan dia dari latihan bersama. Namun dalam permainan terkadang memang berbeda," katanya.
Setelah kalah Pia mengaku ingin menghabiskan waktu untuk jalan-jalan. "Tetapi saya tetap nonton Indonesia Open-lah. Memberi dukungan kepada kaka saya, Markis Kido. Kalau nggak bisa digampar."
Selasa, 17 Juni 2008 18:53 WIB
JAKARTA, SELASA - Tunggal puteri Indonesia, Pia Zebadiah Bernadet lolos ke babak utama turnamen bulutangkis Djarum Indonesia Super Series 2008 setelah lolos babak kualifikasi, Selasa (17/6).
Dalam pertandingan terakhir di Istora gelora Bung Karno, Senayan, Selasa sore ini, bintang Piala Uber lalu ini mengalahkan pemain asal China Taipei, Chen Hsiao Huan. Adik kandung pemain tunggal putera Markis Kido ini menang tiga set 19-21 21-13 dan 21-19 dalam 1 jam 2 menit.
Sebelumnya, Pia juga harus berjuang keras saat menghadapi rekan senegaranya, Fransisca Ratnasari. Kedua rekan senegara ini bermain ketat dalam 1 jam delapan menit sebelum Pia menang rubber set 14-21 21-19 21-16.
Dua pemain tunggal puteri lainnya yang lolos adalah Maria Febe Kusumastuti yang mengalahkan pemain Singapura Fu Mingtian 21-18 15-21 dan 21-17. Sementara Rosaria Yusfin Pungkasari lolos dengan mengalahkan rekan senegaranya pula, Tieke Ariedaningrum 21-11 21-12.
Sayangnya, di babak pertama, Rabu (17/6), Pia harus saling bunuh dengan rekannya, Maria Kristin Yulianti. Sementara Maria Febe Kusumastuti harus menghadapi unggulan ke 3 asal Perancis, Pi Hongyan. Rosaria Yusfin Pungkasari menghadapi pebulutangkis India, Saina Nehwal. (Cay)


1 komentar:

f13_dh@h mengatakan...

hyyyyyyyy aq pusing dehhh baca segitu bnyaknya

emange u g' pusing ta?????